Senin, Juli 14, 2008

Mulai Mengenal Global Worming

Tulisan ini dibuat berdasarkan artikel yang terdapat di url: http://e-dukasi.net/artikel/index.php?id=67 dengan judul aslinya "Mengenal Lebih Jauh Tentang Pemanasan Global". Let's Read this Article!


Apakah terjadi perubahan iklim yang lebih ekstrem dan lebih bervariasi? Dalam skala global hanya ada sedikit bukti adanya tren panjang dalam ekstrimitas dan variabilitas iklim. Ini mungkin menunjukkan adanya ketidak cukupan data dan analisis. Namun demikian dalam skala regional, ada bukti yang jelas adanya perubahan pada variabilitas dan ekstrimitas. Di wilayah-wilayah dimana terjadi kekeringan atau musim penghujan yang berkepanjangan biasanya diikuti adanya El NiƱo, kekeringan atau kebasahan ini biasanya terasa lebih intense pada tahun-tahun belakangan. Di luar wilayah ini, hanya sedikit bukti yang tersedia mengenai perubahan pada frekuensi atau intensitas kekeringan.

Di beberapa wilayah dimana secara keseluruhan curah hujan mengalami peningkatan (misalnya, di wilayah utara dengan ketinggian menengah hingga tinggi), ada bukti mengenai peningkatan terjadinya curah hujan yang lebih lebat dan lebih ekstrim. Bahwa di wilayah-wilayah seperti Asia selatan, ditemukan peningkatan jumlah curah hujan yang ekstrim meskipun secara total curah hujan tetap konstan atau bahkan terjadi penurunan. Hal ini berhubungan dengan penurunan pada frekuensi curah hujan di wilayah ini. Banyak penelitian individual di berbagai wilayah yang menunjukkan bahwa aktivitas siklon ekstra tropis kelihatannya mengalami peningkatan sepangjang pertengahan abad 20 di kutub utara, namun mengalami penurunan di wilayah kutub selatan. Tidak jelas apakah tren ini merupakan fluktuasi multi-dekade atau bagian dari tren yang lebih panjang lagi. Menurut data yang terpercaya, frekuensi dan intensitas badai tropis tidak menunjukkan adanya tren jangka panjang yang signifikan di basin manapun. Kelihatannya sedang terjadi fluktuasi dekade-interdekade, namun tidak ada data yang secara konsklusif menunjukkan adanya komponen termin yang lebih panjang. Ekstrimitas suhu secara global tidak menunjukkan adanya tren yang signifikan dalam variabilitas dari tahun ke tahun, namun beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan signifikan pada variabilitas dalam satu tahun. Ada tren yang lebih jelas menurunnya suhu rendah minimum pada beberapa wilayah yang berjauhan dalam beberapa dekade belakangan. Perubahan signifikan tentang suhu tinggi ekstrim yang tersebar di beberapa wilayah yang berjauhan tidak diamati. Ada beberapa indikasi adanya penurunan variabilitas suhu harian di beberapa dekade belakangan. Seberapa pentingnya perubahan-perubahan ini dalam konteks jangka panjang? Data paleoklimatik sangat penting untuk membuat kita dapat memperluas pengetahuan mengenai variabilitas iklim di luar apa yang telah diukur oleh peralatan modern. Banyak fenomena alamiah yang sangat bergantung pada iklim (seperti misalnya tingkat pertumbuhan sebuah pohon), dan sebagainya, menyediakan ‘catatan’ alamiah mengenai informasi iklim. Beberapa data paleoklimatik dapat ditemukan pada berbagai sumber seperti lingkaran pada pohon, inti es, batu-batuan, sedimentasi pada danau (termasuk fosil serangga dan data pollen), speleothems (skalaktit dan sebagainya), dan sedimentasi laut.
Beberapa data ini, termasuk inti es dan lingkaran pada pohon memberikan juga
sebuah catatan kronologis mengenai bagaimana mereka terbentuk secara alami, dan
sehingga rekonstruksi iklim yang beresolusi tinggi dapat dilakukan berdasarkan
catatan-catatan ini. Namun demikian, tidak ada ‘jaringan’ yang komprehensif pada
data paleoklimatik seperti yang ada pada data liputan instrumental, sehingga rekonstruksi iklim secara global seringkali sulit untuk didapatkan. Namun, menggabungkan catatan-catatan berbagai tipe paleoklimatik yang berbeda bisa membuat kita mengembangkan sebuah gambaran yang hampir global mengenai perubahan iklim di masa lalu.Untuk suhu musim panas di Kutub Utara, beberapa dekade terakhir kelihatannya adalah suhu terhangat sejak setidaknya 1000M, dan pemanasan sejak akhir abad 19 belum pernah terjadi dalam 1000 tahun terakhir. Data yang lebih tua tidak cukup untuk memberikan estimasi suhu wilayah yang akurat. Data pada inti es menunjukkan bahwa pada abad 20 suhu cukup hangat di berbagai belahan dunia, namun juga pentingnya pemanasan berbeda secara geografis, bila dilihat dalam konteks variasi iklim pada milenium terakhir.Perubahan yang besar dan cepat pada iklim mengubah sirkulasi atmosfer dan lautan serta suhu, dan juga siklus hidrologis, terjadi sepanjang jaman es terakhir dan sepanjang masa transisi menuju periode Holocene (yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu). Berdasarkan bukti tidak lengkap yang ada, perubahan diproyeksikan akan berubah dari 3 hingga 7°F (1,5 - 4°C) sepanjang abad yang akan datang akan menjadi sesuatu yang luar biasa dibandingkan dengan catatan terbaik yang ada dari beberapa ribu tahun yang lalu.Apakah terjadi peningkatan pada tinggi permukaan laut?Secara global tinggi permukaan laut mengalami peningkatan sebesar 1 hingga 2 mm/tahun sepanjang 100 tahun terakhir, yang secara signifikan merupakan angka yang lebih besar dibandingkan dengan angka rata-rata sepanjang beberapa ribu tahun belakangan. Proyeksi peningkatan dari tahun 1990-2100 adalah sebesar 0,09-0,88 meter, bergantung pada skenario rumah kaca mana yang digunakan dan berbagai ketidak pastian secara fisik yang menyebabkan terjadinya peningkatan tinggi permukaan laut dari berbagai sumber air baik yang beku maupun tidak beku.Apakah perubahan yang telah diamati dapat dijelaskan menggunakan dengan faktor variabilitas alami? Karena sistem iklim kita secara fundamental didorong oleh adanya energi dari matahari, maka bisa dipastikan bahwa bila energi matahari mengalami perubahan, maka iklim juga akan mengalami perubahan. Sejak adanya pengukuran melalu media luar angkasa pada akhir tahun 1970an, energi yang keluar dari matahari memang menunjukkan adanya variasi. Kelihatan ini merupakan penegasan dari dugaan sebelumnya mengenai adanya siklus 11 (dan 22) tahun radiasi. Namun, dengan hanya 20 tahun pengukuran yang akurat, sulit untuk menyimpulkan sebuah tren. Akan tetapi, dari catatan pendek yang kita miliki sejauh ini, tren iradiasi matahari diperkirakan sekitar ~0,09 W/m2 dibandingkan dengan 0.4 W/m2 dari gas rumah kaca yang tercampur dengan baik. Ada banyak indikasi bahwa matahari juga memiliki variasi dengan periode lebih panjang yang berpotensi menyebabkan tingkat yang lebih tinggi dalam skala abad. Namun, ada juga ketidak pastian yang cukup besar dalam memperkirakan iradiasi matahari di luar apa yang dapat diukur oleh satelit, dan kontribusi dari iradiasi matahari secara langsung lebih kecil daripada komponen dari efek rumah kaca. Kita masih harus membentuk pengertian kita mengenai mekanisme alami yang menjadi kunci dari mekanisme iklim, termasuk juga perubahan iradiasi matahari, untuk mengurangi ketidakpastian dalam proyeksi kita dalam perubahan iklim di masa datang.

Sebagai tambahan selain perubahan energi dari matahari sendiri, posisi bumi dan orientasi relatif terhadap matahari (orbit kita) juga sedikit bervariasi, sehingga membawa kita lebih dekat atau lebih jauh dari matahari dengan siklus yang dapat diduga (disebut siklus Milankovitch). Variasi dari siklus-siklus ini dipercaya menjadi penyebab terjadinya jaman es di bumi. Yang paling penting untuk terjadinya pembekuan (glasial) ada penerimaan radiasi di lintang utara bagian atas. Berkurangnya radiasi di bagian ini pada bulan-bulan musim panas menyebabkan salju dan es tetap tertutup sepanjang tahun, sehingga pada akhirnya menyebabkan timbulnya es yang permanen – atau batu es. Meskipun siklus Milankovitch merupakan sesuatu yang sangat berharga sebagai suatu teori yang menjelaskan terjadinya jaman es dan perubahan jangka panjang pada iklim, siklus ini hampir tidak mungkin memiliki dampak yang lebih jauh pada siklus waktu sepanjang dekade atau abad. Sepanjang beberapa abad, mungkin kita bisa mengamati efek dari parameter orbital semacam ini, hamun untuk memprediksi perubahan iklim pada abad 21, perubahan ini akan jauh lebih tidak penting daripada kekuatan radiasi dari gas yang berasal dari efek rumah kaca. Apa yang akan terjadi di masa depan? Karena adanya berbagai kompleksitas di atmosfer, alat yang paling berguna untuk mengukur perubahan di masa depan adalah ‘model iklim. Ini adalah model yang dibuat di komputer berdasarkan hitungan matematis yang merupakan simulasi, dalam tiga dimensi, perilaku iklim, komponen serta interaksinya. Model iklim juga terus menerus diperbaiki berdasarkan pemahaman kita serta peningkatan kecanggihan alat komputer, meskipun secara definisi, sebuah model komputer adalah suatu simplifikasi dan simulasi dari keadaan nyata, yang artinya bahwa model tersebut merupakan kalkulasi secara kasar dari sistem iklim nyata. Langkah pertama dalam membuat model proyeksi dari perubahan iklim adalah dengan mula-mula melakukan simulasi tentang iklim saat ini dan membandingkannya dengan pengamatan. Bila model ini dianggap cukup baik untuk mewakili iklim modern, kemudian beberapa parameter tertentu diubah, seperti konsentrasi gas rumah kaca, yang akan membantu kita memahami bahwa iklim akan berubah sebagai respons dari perubahan tersebut. Oleh karena itu, proyeksi perubahan iklim masa depan sangat bergantung pada sebaik apa model iklim komputer tersebut mensimulasikan iklim dan pada pemahaman kita mengenai mana fungsi-fungsi pendorong yang akan berubah di masa datang. Laporan Khusus IPCC mengenai Skenario Emisi menentukan jumlah gas rumah kaca yang mungkin akan terbentuk (dan pendorong lainnya) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lain seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, efisiensi energi dan sejumlah faktor lainnya. Laporan ini mengungkapkan sejumlah skenario pendorong yang cakupannya cukup luas, dan akibatnya menghasilkan iklim masa datang dengan berbagai variasi yang luas.Berdasarkan tingkat pendorong yang ada dalam skenario terserbut, dan dengan menghitung ketidakpastian yang terjadi dalam kinerja model iklim, IPCC meramalkan peningkatan suhu secara global sebesar 1,4 -5,8°C dari tahun 1990-2100. Namun demikian, angka rata-rata secara global ini akan dikombinasikan dengan berbagai response regional yang sangat bervariasi, seperti kemungkinan apakah wilayah daratan akan lebih cepat memanas dibandingkan dengan suhu lautan, terutama wilayah daratan yang berada di garis lintang utara bagian atas (dan sebagian besar terjadi di musim dingin). Curah hujan juga diramalkan akan mengalami peningkatan sepanjang abad 21, terutama pada garis lintang utara bagian tengah, meskpun tren ini mungkin lebih bervariasi di daerah tropis. Lapisan dan lautan es juga diramalkan akan terus mengalami penurunan di wilayah kutub utara, dan sungai es serta puncak-puncak gunung es diramalkan akan terus menurun.

Tulisan ini dibuat berdasarkan artikel yang terdapat di url: http://e-dukasi.net/artikel/index.php?id=67 dengan judul aslinya "Mengenal Lebih Jauh Tentang Pemanasan Global". Thanks for this article reader!

0 komentar:

Posting Komentar

RSS FeedRSS

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls